Teknologi Reproduksi dalam Mengatasi Kemandulan

Terapi kemandulan terus mengalami kemajuan. Setelah bayi tabung, teknologi ICSI mulai di terapkan banyak klinik di Indonesia. Tingkat keberhasilannya lebih tinggi. Sesungguhnya, cukup banyak solusi untuk mengatasi masalah kemandulan. Sejumlah rumah sakit pemerintah dan swasta sudah menyediakan berbagai fasilitas pengobatan, seperti Inseminasi buatan, teknologi bayi tabung, Microsurgical sperm aspiration (MESA), hingga Intracytiplasmic sperm injection (ICSI).
Pada inseminasi buatan, misalnya, sperma di ambil dari suami lewat masturbasi atau sanggama terputus. Sekumpulan cairan sperma di kumpulkan di dalam gelas. Lewat penelitian labolatorium, di pilih sperma yang berkualitas tinggi untuk di semai. Setelah didapat, sperma di masukkan ke rahim lewat vagina. Pembuahan masih berlangsung di kandungan. Menurut Nukman Moeloek, ketua perhimpunan dokter spesialis Andrologi Indonesia, cara ini di terapkan apabila sperma berjumlah 15 jula per mili. Jika jumlah sperma sedikit 1-2 juta per mili dan terjadi kerusakan pada saluran telur, cara inseminasi kurang bisa di andalkan. Biasanya dokter menganjurkan pasien mengikuti program bayi tabung. Teknologi ini di terapkan sejak 1978 oleh embriolog Edward dan ginekolog Steptoe. Keduanya dari Inggris. Pada saat itu, kedua dokter ini berhasil membuat bayi tabung bernama Loulse brown.



Kini sejumlah rumah sakit pemerintah, seperti rumah sakit Hasan Sadikin (Bandung), Dr. Soetomo (surabaya), Cipto Mangunkusumo dan Harapan Kita (Jakarta) sudah menyediakan fasilitas itu.
Bedanya dengan Inseminasi, teknologi bayi tabung sedikit lebih rumit. Suami istri di beri obat hormonal dulu. Tujuannya, agar jumlah sperma dan sel telur melebihi normal. Setelah itu, sejumlah sperma dan sel telur di keluarkan dari tubuh, dan di tempatkan dalam tabung. Lalu di cari sperma dan sel telur yang bagus. Selama dua jam, sejumlah sperma di biarkan membuahi sel telur di dalam tabung. Proses ini di pantau tiga hari. Dari sejumlah pembuahan, di pilih embrio terbaik untuk di tanamkan kembali ke rahim ibu.
Selain teknologi inseminasi buatan dan bayi tabung, masih ada alternatif teknologi Reproduksi yang lebih canggih yaitu : ICSI. Di sini satu sperma langsung di suntikkan ke dalam inti sel telur. Dengan ICSI Kemungkinan terjadi pembuahan lebih besar. Umumnya, ICSI di pilih bila dinding sel telur terlalu tebal dan ada kerusakkan pada sitoplasma, cairan yang mengelilingi inti sel telur. Tapi, bisa juga di pilih kalau ternyata kepala sperma tidak normal.



Dengan metode ini, sperma tak harus di ambil lewat ejakulasi. Dalam sperma yang tak keluar bersama air mani, ICSI bisa di andalkan. Tentu saja harus melewati dua cara, yaitu MESA dan TESE (testicular sperm extraction). MESA adalah teknik pengambilan sperma di epididimis, bagian testis yang berfungsi sebagai tempat pematangan sperma. Sementara itu, TESE mengambil sel berbentuk kecebong ini langsung dari pabriknya (testis), meski spermanya belum matang.
Akan tetapi, teknologi ICSI ini mempunyai efek samping, terutama pada pemberian obat. Menurut Dr.  Nukman, sewaktu di perkenalkan pertama kali, tingkat keberhasilan ICSI dalam membuahi sel telur hanya 2%. Tapi, kini mencapai 80% walaupun masih mungkin terjadi keguguran.
Dalam teknologi ini, biaya yang di butuhkan mencapai puluhan juta. Program bayi tabung tentu saja di rumah sakit Hasan Sadikin di patok Rp. 35 juta. “Ini jadi dilematis, sebab yang miskin tak mau datang sedangkan yang kaya lebih memilih berobat ke luar negeri,” ujar Achmad Biben, Ginekolog di rumah sakit Hasan Sadikin. ICSI malah lebih mahal, sekitar Rp. 40 juta. Rumah sakit Cipto Mangunkusumo, Harapan Kita, Dr. Soetomo dan rumah sakit Sardjito telah memiliki ICSI.
Namun, daripada kita membuang uang untuk medapatkan anak karena mandul, lebih baik kita mencegah kemandulan . salah satu caranya dengan memperhatikan kebersihan Vagina dan penis serta menghindari resiko penyakit kelamin. Sebab banyak kasus Infertilitas(kemandulan)  di sebabkan oleh penyakit Gonoroe (GO). Alat reproduksi yang terinfeksi GO bisa buntu saluran telur atau testisnya. Bahkan jika kumannya sampai menyerang testis, sperma akan mati semua.

Share ke :

About Syakir Rahman

Syakir rahman adalah seorang blogger, dan juga front-end web developer. Kunjung website pribadinya disini : http://www.syakirurohman.net
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Posting Komentar