Orang memperkirakan bahwa adanya iklim yang memungkinkan hidupnya organisme di bumi, di sebabkan jarak yang paling tepat dari matahari. Oleh karena itu, di permukaan kerak bumi di temukan air yang teramat penting bagi kehidupan. Padahal, kita tahu bahwa mars terlampau dingin, sedangkan Venus terlampau panas. Di antara ketiga planet itu, jarak venus paling dekat dari matahari dan jarak mars paling jauh dari matahari.
Namun, penjelasan lebih lanjut meliputi dugaan bahwa tadinya di permukaan ketiga planet itu terdapat unsur mineral dan atmosfer yang sama (termasuk uap air dan CO2) serta suhu yang memungkinkan kehadiran cairan di sebagian permukaan planet. Akan tetapi, terjadi perbedaan dalam kemampuan mendaur ulang CO2 di antara kerak planet dan atmosfer. Sebagaimana uap air dan senyawa tertentu, CO2 merupakan gas rumah kaca, yaitu dapat melewatkan cahaya matahari, tetapi mengabsorbsi radiasi inframerah (kalor) yang timbul dari planet serta meradiasi kembali sebagaian dai kalor tersebut ke bumi.
Adanya iklim moderat di planet bumi di sebabkan adanya mekanisme daur ulang CO2 yang meningkatkan jumlah CO2 jika permukaan bumi menjadi dingin dan mengurangi jumlah itu jika suhu tanah meningkat. Mars membeku karena kehilangan kemampuan guna mengeluarkan gas dari atmosfernya.
Pertukaran CO2 berlangsung melalui daur geokimia antara karbonat dan silikat. Karbon dioksida di atmosfer larut dalam air hujan menjadi H2CO3. Air hujan menyebabkan erosi batuan yang mengandung kalsium silikat. Di sini, H2CO3 bereaksi dengan batuan dan membebaskan ion kalsium dan ion bikarbonat ke dalam air tanah yang mengangkutnya ke sungai dan laut. Di laut, plankton dan organisme lain memakai ion tersebut dalam cangkangnya (CaCO3). Organisme yang mati menjadikan sedimen karbonat di dasar laut. Sewaktu sedimen terbawa serta terkena tekanan dan suhu yang meningkat, maka kalsium karbonat bereaksi dengan silika dan membangun kembali batuan silika serta membebaskan gas CO2. Gas memasuki atmosfer, antara lain melalui letusan gunung berapi.
Selain itu, biota meniadakan sekitar 20% CO2 dari atmosfer melalui fotosintesis. Jika tumbuhan mati, maka karbon organik masuk ke dalam sedimen yang selanjutnya terangkut ke permukaan bumi.
Share ke :
0 comments:
Posting Komentar